Laman

Rabu, 07 Oktober 2009

Merugi Kok Ekspor Pupuk?


detikcom - Rabu, 7 Oktober 2009

Nasib produsen pupuk dalam negeri seperti buah simalakama, pada saat keran ekspor telah dibuka justru harga pupuk internasional berangsur turun. Di sisi lain jika tidak segera diekspor setidaknya 1 juta ton lebih pupuk menumpuk di gudang yang dipastikan kerugian sudah di depan mata.

"Justru saat harga bagus kita seharusnya ekspor, contohnya kemarin saat harga US$ 700. Sekarang harga US$ 250, hilang kesempatan kan," kata Direktur Utama PT Petrokimia Gresik Arifin Tasrif saat ditemui di sela-sela acara pemaparan road map Kadin bidang industri pengolahan di Jakarta, Selasa (6/10/2009).

Ia mengatakan dengan harga pupuk saat ini telah mencapai US$ 250 per ton, dipastikan produsen pupuk hanya mendapat margin tipis atau impas jika diekspor. Saat ini, kata dia, biaya produksi setiap ton pupuk mencapai US$ 175 per ton, itu pun harus ditambah biaya-biaya ekspor lainnya seperti perusahaan perantara ekspor dan lain-lain. Meskipun demikian ia mengatakan ekspor pupuk mau tidak mau harus dilakukan pada tahun ini karena saat ini sudah ada 1,5 juta ton pupuk menganggur. Total izin ekspor pupuk yang diizinkan oleh Departemen Perdagangan hasil rekomendasi Departemen Pertaniannya hanya mencapai 500.000 ton urea. "Tentu (harus ekspor), kan ada hampir 1,5 juta ton menganggur. Modal kerjanya bisa sekitar Rp 3 triliun lebih (semua produsen pupuk dalam negeri)," jelasnya.

Mengenai rencana ekspor pupuk tahun 2010, menurutnya sangat tergantung dengan masing-masing produsen yang tentunya sudah memiliki rencana masing-masing. Tetapi masalah izin dan kuota akan tetap ditentukan oleh pemerintah. Pihaknya Petrokimia Gresik sendiri, lanjut Arifin, memiliki kapasitas produksi urea yang sangat kecil karena bukan produsen utama urea. Pada tahun 2009 ini Petrokimia mendapat alokasi ekspor sebanyak 16 ribu ton urea, diperkirakan tahun depan sekitar 20 ribu ton. Ia mengatakan saat ini kapasitas produksi pupuk urea secara nasional mencapai 7 juta ton. Tetapi banyak pabrik pupuk yang tidak berfungsi karena masalah pasokan gas dan harga gas yang tinggi.

Tidak ada komentar: